RSD Dr. Haryoto Lumajang

Selasa, 25 Desember 2007

Gedung baru RSUD Dr. Hariyoto Lumajang

FASILITAS PELAYANAN RSD Dr. HARYOTO LUMAJANG
1. INSTALASI RAWAT JALAN
  • Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
  • Poliklinik Spesialis Bedah
  • Poliklinik Spesialis Anak
  • Poliklinik Spesialis Kandungan & Kebidanan
  • Poliklinik Spesialis Saraf
  • Poliklinik Spesialis THT
  • Poliklinik Spesialis Mata
  • Poliklinik Spesialis Bedah Orthopedi
  • Poliklinik Spesialis Paru
  • Poliklinik Gigi & Mulut
  • Poliklinik Fisioterapi
  • Poliklinik Psikologi
2. IGD, Buka 24 Jam
3. UNIT PERAWATAN INTENSIF (ICU)
4. INSTALASI LABORATORIUM, Buka 24 Jam
5. INSTALAGI RADIOLOGI,
Buka 24 Jam
6. INSTALASI FARMASI,
Buka 24 Jam
7. INSTALASI KAMAR OPERASI
8. INSTALASI GIZI
9. INSTALASI RAWAT INAP : 172 Tempat Tidur
  • Ruang Rawat Intensif (ICU) : 04 Tempat Tidur
  • Ruang VIP Alamanda : 10 Tempat Tidur
  • Ruang VIP Anggur : 06 Tempat Tidur
  • Ruang VIP Anggrek : 16 Tempat Tidur
  • Ruang Asparaga : 08 Tempat Tidur
  • Ruang Kelas I : 22 Tempat Tidur
  • Ruang Kelas II : 24 Tempat Tidur
  • Ruang Kelas III : 80 Tempat Tidur
  • Rawat Gabung
    • VIP Alamanda : 04 Tempat Tidur
    • VIP Anggrek : 02 Tempat Tidur
    • Kelas I : 04 Tempat Tidur
    • Kelas II : 03 Tempat Tidur
    • Kelas III : 03 Tempat Tidur

Informasi lebih lanjut Hubungi :

Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto
Jl. Basuki Rahmat No. 5 Lumajang 67311
Telp. (0334) 881666 Fax. (0334) 887383
E-mail : rsdharyoto@yahoo.co.id

HARJALU (Hari Jadi Lumajang)

Senin, 24 Desember 2007

Para Petinggi Adipati Lamajang (Lumajang) dalam peringatan Harjalu 752


LUMAJANG-Dalam catatan sejarah, Kota Lumajang bisa disebut sebagai kota tua di Jawa Timur selain Tuban. Sejarah Kota Lumajang sudah dimulai sejak zaman nirloka, di mana ditemukan neolitikum (zaman kebudayaan batu), yang berasal dari sekitar tahun 6000-2000 M.


Nama Lumajang berasal dari "LAMAJANG" yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya.

Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :
  1. Prasasti Mula Malurung
  2. Naskah Negara Kertagama
  3. Kitab Pararaton
  4. Kidung Harsa Wijaya
  5. Kitab Pujangga Manik
  6. Serat Babat Tanah Jawi
  7. Serat Kanda

Karena Prasasti Mula Manurung dinyatakan sebagai prasasti tertua dan pernah menyebut-nyebut "Negara Lamajang" maka dianggap sebagai titik tolak pertimbangan hari jadi Lumajang.

Prasasti Mula Manurung ini ditemukan pada tahun 1975 di Kediri. Prasasti ini ditemukan berangka tahun 1977 Saka, mempunyai 12 lempengan tembaga . Pada lempengan VII halaman a baris 1 - 3 prasasti Mula Manurung menyebutkan "Sira Nararyya Sminingrat, pinralista juru Lamajang pinasangaken jagat palaku, ngkaneng nagara Lamajang" yang artinya : Beliau Nararyya Sminingrat ( Wisnuwardhana ) ditetapkan menjadi juru di Lamajang diangkat menjadi pelindung dunia di Negara Lamajang tahun 1177 Saka pada Prasasti tersebut setelah diadakan penelitian / penghitungan kalender kuno maka ditemukan dalam tahun Jawa pada tanggal 14 Dulkaidah 1165 atau tanggal 15 Desember 1255 M.

Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Derah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990.


Pemotongan tumpeng robyokan oleh Bupati, mengawali acara Kembul Bujana di alun-alun Lumajang

Diladeni sang istri

Kegiatan lain dalam rangka memeriahkan Harjalu ke 752 :




Pemilihan Cak dan Yuk (foto by : cindi [peserta cak & yuk])

Sumber :
www.lumajang.go.id
www.sinarharapan.co.id

Kolam Pemandian / Renang "Al-Kautsar"

Terletak di Gladak Anyar Desa Kalipepe, Kecamatan Yosowilangun, Lumajang.

Segitiga Ranu

Minggu, 23 Desember 2007

Segitiga Ranu I
Ranu Bedali - Ranu Klakah - Ranu Pakis

Obyek wisata danau ini terletak di sebelah Utara kota Lumajang. Ketiga ranu (danau) ini berada di dua kecamatan dengan jarak tempuh yang relatif pendek, Ranu Bedali berada di Kec. Ranuyoso, sedangkan Ranu Klakah dan Ranu Pakis berada di Kecamatan Klakah.
Jarak tempuh antara Ranu Bedali - Ranu Pakis = 7 Km
Jarak tempuh antara Ranu Bedali - Ranu Klakah = 6 Km

Ranu Bedali, Obyek wisata ini mempunyai ketinggian ± 700 M dari permukaan laut dengan luas danau 25 Ha dan kedalaman 28 m.

Yang menarik dari ranu ini adalah letak permukaan air berada jauh di bawah permukaan tanah. Sehingga untuk mencapai daratan tepi danau dibutuhkan kesehatan prima yang merupakan tantangan bagi mereka yang berjiwa muda. Meskipun demikian panorama danau ini dilihat dari atas cukup mengasyikkan.


Ranu Klakah, terletak di Desa Tegalrandu Kecamatan Klakah dengan jarak tempuh ± 20 Km dari kota Lumajang. Transportasi, mudah dicapai dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum baik roda dua maupun roda empat disamping ada dokar sebagai sarana angkutan tradisional masyarakat setempat.

Obyek ini berada pada ketinggian ± 900 meter dpl, dengan luas 22 hektar dan kedalaman 28 m yang dilatar belakangi gunung Lamongan dengan ketinggian ± 1.668 m dpl, serta didukung oleh udara yang sejuk dan segar. Beraneka ragamnya buah-buahan nangka khas Klakah yang dijual sepanjang jalan raya menjadi daya tarik lain bagi obyek wisata ini.

Disamping menikmati panoramanya, aktivitas yang dapat dilakukan sendiri ataupun bersama keluarga antara lain, joging mengelilingi area danau dengan fasilitas jalan beraspal, berperahu, menikmati sarana permainan anak, berolahraga tennis dan memancing. di Ranu Klakah tersedia sarana Hotel untuk menginap dengan jumlah kamar 6 buah.


Ranu Pakis, Sekitar 10 menit dengan berkendaraan roda dua ataupun roda empat sampailah kita ke Ranu Pakis, bila kunjungan wisata kita diawali dari Ranu Klakah. Obyek wisata ini mempunyai ketinggian ± 600 Meter (dpl) dengan luas danau 50 Ha dan kedalaman 26 m. Masih dilatar belakangi Gunung Lamongan dan nampak lebih dekat, serta kondisi alam yang masih perawan akan menjadi daya tarik bagi pecinta lingkungan atau wisatawan yang membutuhkan udara segar.

Selain rekreasi dapat pula menikmati ikan segar yang dijual di warung-warung sederhana dan dapat pula dibawa untuk oleh-oleh. Ikan ini hasil budi daya pada perairan Ranu Pakis dengan sistim keramba jaring apung, jenisnya Mujaer, Nila.


Segitiga Ranu II
Ranu Regulo - Ranu Pane - Ranu Gumbolo

Berada di kaki Gunung Semeru, Desa Ranupane, Kecamatan Senduro.

Ranu Pane,




Ranu Kumbolo, Ranu Kumbolo berada di ketinggian 2500 meter diatas permukaan air laut. Pemandangan dari desa Klakah-Ranupane sangat indah.



Sumber:
www.pbase.com/archiaston/bromo
www.lumajang.go.id
http://petawisata.blogspot.com/2005/07/ranu-kumbolo.html

Gunung Semeru

Sabtu, 22 Desember 2007

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.

Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.

Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.

Perjalanan

Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.

Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat ijin, dengan perincian, biaya surat ijin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-

Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau Ranu Pani (1 ha) dan danau Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

Setelah sampai di gapura "selamat datang", perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.

Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.

Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

Di Ranu Kumbolo dapat mendirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.

Selanjutnya memasuki hutan Cemara dimana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.

Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.

Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.

Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.

Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.

Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.

Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

Gas beracun

Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.

Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.

Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.

Iklim

Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.

Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.

Taman nasional

Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Darungan.

Flora yang berada di Wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju Puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endernik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.

Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : Macan Kumbang, Budeng, Luwak, Kijang, Kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat Belibis yang masih hidup liar.

Pendaki pertama

Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.

Legenda Gunung Semeru

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, Pulau Jawa pada suatu saat mengambang di lautan luas, dipermainkan ombak kesana-kemari. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.

Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.

Dewa-Dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau tetapi masih tetap miring, sehingga Mereka memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut.

Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang Siwa datang ke pulau jawa dilihatnya banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.

Lingkungan geografis pulau Jawa dan Bali memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah para dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung diantara bumi (manusia) dan Kayangan. Kalau manusia ingin mendengar suara dewa mereka harus semedi di puncak Gunung Meru. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewa-Dewa atau mahluk halus. Selanjutnya daerah bergunung-gunung masih dipakai oleh manusia Jawa sebagai tempat semedi untuk mendengar suara gaib.

Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.

Orang naik sampai puncak Mahameru ada yang bertujuan untuk mendengar suara-suara gaib. Selain itu juga ada yang memohon agar diberi umur yang panjang. Bagaimanapun alasan orang naik ke puncak Mahameru, kebanyakan orang ditakutkan oleh macam-macam hantu yang mendiami daerah keliling gunungnya. Hantu-hantu tersebut biasanya adalah roh leluhur yang mendiami tempat seperti hutan, bukit, pohon serta danau.

Roh leluhur biasanya bertujuan menjaga macam-macam tempat dan harus dihormati. Para pendaki yang menginap di danau Ranu Kumbolo sering melihat hantu Ranu Kumbolo. Tengah malam ada cahaya berwarna orange di tengah danaunya dan tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok hantu wanita. Biasanya hanya orang yang punya kekuatan mistis dia akan melihat hantu dan dapat bicara dengan hantu. Terserah orang percaya pada hantu atau tidak tetapi banyak orang Jawa yang percaya bahwa daerah Bromo, Tengger, Semeru banyak didiami oleh hantu-hantu.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Mahameru


Foto-toto Gunung Semeru klik link di bawah ini :
http://pascal-blonde.info/pb_semeru99.jpg
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/image/tengger.jpg
http://www.geomechanics.com/pictures/cases/cases/Semeru-east%20Java,%202004,800x600.JPG
http://www.habeeb.com/images/mount.semeru.volcano.photo.jpg

Goa Tetes

Jumat, 21 Desember 2007

Berada di daerah perbatasan Lumajang - Malang, tepatnya di Kecamatan Pronojiwo. Kira-kira + 55 km dari Lumajang








Jangan lupa ke Goa Tetes bawa camilan, kalo kedinginan kayak gini pengennya makan terus, hehehehe

Cape' deh

Warnet

Sekarang udah gak perlu bingung nyari warnet di Lumajang. Karena dah mulai berdiri warnet-warnet baru dengan bermacam-macam aneka layanan yang ditawarkan.

1. Cyber Center Wahana Informatika
Jl. A. Yani (Depan Kantor PDAM, masuk Gg. Diperta / belakangnya Kantor Pajak)
(Fasilitas: 16 unit, AC, softdrink+snack, parkir luas, scanner, musholla, kamar mandi, card reader. System: LINUX. Lain-lain: penjualan komputer, networking (LAN), ISP, service, design grafis, editing video+foto. Larangan: Dilarang keras merokok dalam warnet)

2. Warnet Toto
Jl. Yos Sudarso (depan Gereja Katolik)
(Fasilitas: 10 unit, softdrink+snack, scanner, musholla, kamar mandi, card reader, backup data. Lain-lain: Persewaan novel & komik, peralatan resepsi)












3. Venus Net

Jl. Wahid Hasyim (baratnya Masjid Al-Huda / timurnya Pasar Klojen)

4. Loco Net
Kira-kira 100 m dari pos Polisi pertigaan gladak abang

5. SK Net
Jl. Semeru (50 m baratnya perempatan lampu merah Klojen)

6. Apis Net
Timur STIH Lumajang

7. CMC
Selatannya Hotel Lumajang (Utara Kantor PDAM)

8. Astro Net
Jl. Sukarno Hatta (Depan Perum Sukodono Permai)

9. Spider Net
Selatan Indomaret Sukodono (Wringin)

10. Duta Multimedia
Utaranya SMKN 2 Lumajang

11. Star Net
Utaranya GOR (timurnya SUT)

12. Garasi Net
Jl. Suwandak (dekat perempatan lun-alun)

Pisang Agung



Buah pisang yang satu ini adalah buah khas yang terdapat di Lumajang. Satu tandan maksimal isinya cuman 12 biji dengan ukuran besar. Bertahan lama, meskipun kulitnya terlihat kehitaman. Bagi yang ingin membawa oleh-oleh buah Pisang Agung yang masih segar, bisa Anda dapatkan di alamat berikut :

1. Jl. Wahid Hasyim (dekatnya gedung kematian)

2. Jl. Dr. Sutomo (Ex. Stasiun KA)


3. Pasar Baru (Terminal Lama)

4. Pasar Pisang Senduro (500 meter dari pasar Senduro ke arah utara menuju Pura Mandhara Giri)
5. Pasar Ranuyoso
6. Sepanjang jalan raya Kedungjajang s.d Klakah

Soal harga, boleh ditawar........
Pinter-pinter nawar deh.......

Alun-alun Lumajang

Kamis, 20 Desember 2007


Di pagi hari di kala udara bersih masih bisa dihirup dengan leluasa, banyak banget muda-mudi lari pagi mengitari alun-alun Lumajang. Kendaraan lalu-lalang masih jarang banget. Hijaunya dedaunan yang ada di taman alun-alun sungguh memikat.


Beranjak waktu siang, hilir mudik aneka jenis kendaraan; mulai sepeda pancal, becak, sepeda motor, mobil, dan pejalan kaki riuh melewati sepanjang jalan alun-alun. Karena di sudut selatan masih ada SD Lowo yang masih eksis keberadaannya.

Sore hari, masih didominasi muda-mudi yang ingin melepaskan penat duduk di taman alun-alun atau sekedar berhenti di salah satu sudut alun-alun. Yang suka jajanan, di sisi barat dan selatan alun-alun biasanya banyak penjaja makanan (jagung rebus, keripik singkong, heci, tahu petis, cilot, dll.). Tentunya yang lebih komplit bisa Anda dapatkan di sisi barat alun-alun. Ramainya hingga tengah malam.

Rutinitas ini selalu kita temui dikala hari-hari biasa. Kalo pas ada kegiatan skala besar (ada pejabat pusat datang ke Lumajang), di alun-alun akan sulit kita temui para penjaja makanan keliling, bahkan disisi barat (biasa disebut taman mini) pun kosong.





Pemandangan lain yang tak kalah menariknya, warna-warni masjid Jamik yang kita lihat dari dalam alun-alun atau dari depan Kantor Dinas Kesehatan. Atau warna laen Kantor Bupati yang bisa kita nikmati dari gerbang sebelah utara alun-alun.